RCM Indonesia Project Completion Workshop: Memperkuat Keberlanjutan Digitalisasi Pertanian Padi
Jakarta, 29 September 2025 – RCM Indonesia Project Completion Workshop hari pertama diselenggarakan pada Senin, 29 September 2025 di Aloft Hotel Simatupang. Kegiatan ini mempertemukan berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan, mulai dari International Rice Research Institute (IRRI) Headquarters, Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian Tanaman Pangan (BRMP Tanaman Pangan), hingga perwakilan BRMP dari delapan provinsi: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Turut hadir pula Pusat Penyuluhan Pertanian sebagai mitra strategis dalam diseminasi hasil dan keberlanjutan program di tingkat nasional.
Acara dibuka oleh Jongsoo Shin, Regional Director for Asia, IRRI, yang menegaskan bahwa kerja sama antara IRRI dan BRMP berjalan sangat baik. Ia menyampaikan harapan besar agar program RCM Indonesia tidak berhenti sampai di sini, melainkan terus berlanjut sehingga dapat memberikan dampak nyata bagi petani, terutama dalam penerapan digitalisasi pertanian yang mendukung peningkatan produktivitas pertanian skala nasional.
Lalu dilanjutkan dengan sambutan Dr. Nuning Argo Subekti, S.P., M.Sc., Ketua Kelompok Kerja Sama dan Penyebarluasan Hasil BRMP Tanaman Pangan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kerja sama antara IRRI dan Kementerian Pertanian telah terjalin sejak lama dan terus berjalan harmonis hingga saat ini. Dr. Nuning berharap pengembangan LKP terus berlanjut dan diperluas penerapannya, terutama di lahan rawa dan lahan tadah hujan, guna mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi pertanian di Indonesia.
Sesi pemaparan materi dimulai dengan presentasi dari Rowena Castillo, Manager – Product Development and Deployment IRRI HQ, mengenai proyek RCM Indonesia: Scaling and Dissemination of a Digital Tool Promoting Environmental Sustainability, Increased Incomes and Yields Through Nutrient Management in Indonesia. Rowena menegaskan bahwa penerapan Layanan Konsultasi Padi (LKP) berhasil melampaui target, dengan 126.260 rekomendasi LKP dihasilkan dari target 100.000. Hasil survei juga menunjukkan peningkatan produktivitas rata-rata 0,60 ton/ha dan kenaikan pendapatan petani hingga USD 140/ha, dengan dampak terbesar pada lahan tadah hujan.
Sesi berikutnya menampilkan presentasi dari Bhakti Priatmojo, S.P., M.Si. (BRMP Tanaman Pangan) yang memaparkan hasil kegiatan Survey on Farmer’s Feedback (SFF). Dari evaluasi lapangan, LKP terbukti mendorong efisiensi pemupukan di mana 86–92% petani pengguna LKP menerapkan pemupukan tiga kali per musim tanam, dibanding hanya 26–35% pada praktik biasa. Hal ini menghasilkan penghematan nitrogen rata-rata 18 kg/ha. Pendapatan petani meningkat Rp 3–5 juta/ha di lahan irigasi dan tadah hujan, meski kenaikan di lahan rawa masih terbatas.
Kemudian, Ega Dwi Atmojo, S.E memaparkan tentang sosialisasi LKP 2.0 di delapan provinsi lokasi kegiatan RCM, yakni Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan oleh BRMP Provinsi masing-masing, baik secara luring maupun daring melalui Zoom dan YouTube. Hasilnya, sebanyak 2.233 peserta berhasil terpapar informasi mengenai LKP 2.0. Capaian ini tidak lepas dari inisiatif dan inovasi BRMP Provinsi yang kreatif mengintegrasikan sosialisasi dengan berbagai kegiatan lain di daerah, sehingga penyebarluasan informasi berjalan lebih efektif dan menjangkau lebih banyak pihak.
Melengkapi sesi paparan, Rina Yulianti Sofyan, S.P., M.A.P. dari Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) menyampaikan materi bertajuk “Collaboration Center of Agriculture Extension with IRRI”. Dalam paparannya, Rina menekankan pentingnya keberlanjutan kerja sama ini untuk mendukung modernisasi penyuluhan pertanian serta integrasi teknologi digital di tingkat lapangan. Sebagai implementasi kolaborasi tersebut, Pusluhtan bersama BRMP Tanaman Pangan dan IRRI telah melaksanakan Training of Master (ToM) pada 6–8 Agustus 2025, yang berfokus pada peningkatan kapasitas penyuluh pertanian di era digital. Selain itu, kegiatan sosialisasi LKP 2.0 juga digelar secara luring di lima provinsi utama Sumatra Barat, Kalimantan Tengah, DIY, Bali, dan NTB serta daring melalui webinar MSPP (Menteri Pertanian Menyapa Penyuluh dan Petani). Webinar ini berhasil menjaring lebih dari 1.000 peserta dan mencatat 9.500 tayangan ulang di YouTube, menegaskan besarnya antusiasme terhadap transformasi digital dalam penyuluhan pertanian.
Acara ditutup oleh Prof. Hasil Sembiring, M.Sc yang membahas rencana ke depan, termasuk penguatan integrasi LKP dengan program subsidi pupuk nasional, serta identifikasi tantangan lapangan seperti ketersediaan pupuk di lahan rawa, mekanisme penyampaian rekomendasi yang lebih cepat, dan perlunya perbaikan berkelanjutan berdasarkan umpan balik petani. Workshop ini menegaskan bahwa proyek RCM Indonesia telah memberikan dampak nyata bagi peningkatan produktivitas, efisiensi pemupukan, dan pendapatan petani, serta membuka jalan menuju modernisasi sistem penyuluhan pertanian digital yang berkelanjutan di Indonesia.