RCM Indonesia Workshop: Menutup Kegiatan dengan Capaian dan Harapan Baru
Setelah sehari sebelumnya terselenggara di Aloft Hotel Simatupang, rangkaian RCM Indonesia Project Completion Workshop berlanjut pada hari Selasa, 30 September 2025 di kantor Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP), Pasar Minggu, Jakarta. Sesi kali ini difokuskan pada Project Celebration & Stakeholder Engagement sebagai wadah refleksi pencapaian Kegiatan Kerja Sama, berbagi pengalaman lapangan, sekaligus membicarakan arah keberlanjutan.
Acara dibuka oleh Husnain, S.P., M.P., M.Sc., Ph.D., selaku Sekretaris BRMP. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa kerja sama BRMP dengan IRRI selama proyek berlangsung telah menghasilkan capaian luar biasa, bahkan melampaui target awal. Husnain menyampaikan harapan agar kerja sama ini tidak berhenti di titik ini, melainkan terus berkembang demi mendukung digitalisasi pertanian Indonesia, khususnya padi, sehingga dampaknya benar-benar nyata bagi petani.
Selanjutnya, Jongsoo Shin, Regional Director for Asia IRRI, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh tim BRMP dan IRRI. Ia menegaskan bahwa kolaborasi ini terbukti memberikan dampak positif bagi peningkatan produktivitas dan efisiensi pertanian di Indonesia.
Agenda dilanjutkan dengan Project Results Overview yang dipaparkan oleh Dr. Madonna C. Casimero (Senior Scientist, IRRI sekaligus RCM Indonesia Project Lead) menyampaikan bahwa penggunaan Layanan Konsultasi Padi (LKP) berhasil memberikan peningkatan signifikan bagi petani. Rata-rata pendapatan petani meningkat hingga USD 140 per hektare per musim tanam, dengan efisiensi pemupukan dan hasil panen yang lebih baik. Keberhasilan ini turut ditunjang oleh lebih dari 125.000 rekomendasi digital yang telah dihasilkan melalui platform lkp.irri.org dan kini bermigrasi menjadi lkp.brmpkementan.id.
Salah satu momen penting adalah Panel Discussion yang menghadirkan empat narasumber dari berbagai latar belakang, Jarot Sutrisno (Petani, Kec. Nogosari, Boyolali), yang menuturkan awalnya ragu menggunakan LKP, namun setelah terbukti meningkatkan hasil padinya, kini ia aktif mengajak petani lain untuk turut menggunakan aplikasi ini. Parjiyanto (PPL, Kec. Nogosari, Boyolali), yang mengakui LKP sangat membantu pekerjaannya dalam membimbing petani. Dyah Haskarini (BRMP Jawa Tengah), yang menekankan pentingnya peran BRMP dalam diseminasi LKP agar manfaatnya dirasakan lebih luas dan Ratih Rahmawati (Rikolto), yang berbagi pengalaman positif saat mendampingi sosialisasi LKP dan mendapat sambutan baik dari petani setelah melihat hasil keberhasilan nyata. Testimoni dari lapangan ini menegaskan bahwa teknologi digital seperti Layanan Konsultasi Padi (LKP/RCM) bukan hanya konsep, tetapi benar-benar memberi dampak langsung bagi petani.
Pada sesi berikutnya, perhatian diarahkan pada kebijakan dan rencana scale-up. Anis Minarwati, S.P., M.Sc. (Direktorat Pupuk dan Pestisida) memaparkan kebijakan pupuk bersubsidi, termasuk penyesuaian regulasi tahun 2025, sistem registrasi pupuk secara daring, hingga rencana pengembangan rumah produksi pupuk organik di tahun 2026. Selanjutnya Prof. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. (BPPSDMP) menjelaskan arah integrasi nasional, khususnya melalui penguatan sistem penyuluhan pertanian modern. Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya integrasi RCM/LKP v2 ke dalam platform Cyber Extension dan kurikulum pelatihan penyuluh, sehingga adopsi digitalisasi bisa lebih masif dan berkelanjutan.
Di penghujung rangkaian acara, Dr. Haris Syahbuddin, DEA, selaku Kepala Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Tanaman Pangan, menyampaikan apresiasi mendalam atas capaian yang telah diraih melalui implementasi RCM Indonesia Project. Dalam sambutannya, Dr. Haris menegaskan bahwa keberhasilan proyek ini bukanlah akhir, melainkan titik awal bagi keberlanjutan inovasi di sektor pertanian. Ia menyoroti adanya tiga pekerjaan rumah utama bagi seluruh pemangku kepentingan, yakni: (1) memperluas diseminasi dan adopsi LKP 2.0, (2) mendorong LKP sebagai rujukan resmi program subsidi pupuk nasional, dan (3) memperkuat riset adaptif pada agroekosistem rawa dan tadah hujan.
Sebagai penutup, Benedict Jardinero (Manager – Digital Agriculture, IRRI) menyampaikan rasa terima kasih atas kerja sama yang harmonis antara IRRI dan BRMP. Ia menekankan bahwa kesuksesan RCM Indonesia adalah bukti nyata bahwa inovasi, kolaborasi, dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan untuk mewujudkan ketahanan pangan Indonesia.