SUMATERA UTARA GENJOT PERCEPATAN TANAM! TARGET 85 RIBU HEKTARE LTT PADA NOVEMBER 2025
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan dan Peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT) di Ruang Rapat Dinas Pertanian Provinsi, Selasa (4/11). Rapat ini menjadi ajang konsolidasi seluruh pemangku kepentingan pertanian dalam upaya mengejar target tanam padi di musim rendeng 2025/2026.
Rakor dipimpin oleh Plh. Kabid Tanaman Pangan, Mugiono, dan dihadiri oleh Kepala BRMP Tanaman Pangan Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA selaku Penanggung Jawab Provinsi Sumatera Utara, Tenaga Ahli Menteri Peningkatan Produksi Pertanian Prof. Hasil Sembiring, serta Kepala Dinas Pertanian kabupaten/kota se-Sumatera Utara.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara, H. Timur Tumanggor, S.Sos, M.AP, menekankan bahwa percepatan tanam merupakan langkah strategis dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
“Kegiatan tanam harus kita pacu bersama, terutama karena November ini menjadi awal musim tanam yang sangat menentukan,” ujarnya.
H. Timur Tumanggor menjelaskan, sejumlah daerah telah menunjukkan progres yang baik, namun beberapa wilayah seperti Samosir dan Toba masih terkendala rendahnya curah hujan. Di sisi lain, beberapa daerah juga mengalami kerusakan jaringan irigasi yang berpotensi menghambat realisasi tanam.
Untuk mengatasi hal tersebut, ia meminta seluruh dinas kabupaten/kota segera menyiapkan langkah strategis, antara lain: mempercepat penetapan lokasi tanam, memaksimalkan pompanisasi di daerah defisit air, mempercepat distribusi benih dan pupuk, serta memperkuat posko pelaporan LTT.
“Pelaporan harian harus berjalan baik, karena data ini menjadi dasar pengambilan keputusan dan sinkronisasi pusat-daerah,” tegasnya.
Sementara itu, Prof. Hasil Sembiring mengungkapkan bahwa capaian produksi beras nasional tahun ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.
“Capaian luar biasa ini hasil kerja keras semua pihak. Kita harus pertahankan dan tingkatkan lagi tahun depan,” katanya.
Ia menambahkan, indeks pertanaman (IP) yang masih rendah perlu menjadi perhatian daerah.
“Evaluasi kendala irigasi, komunikasikan dengan BBWS. Semua sumber daya harus dimobilisasi untuk memperkuat produksi tahun 2026,” pesannya.
Dari sisi capaian, Kepala BRMP Tanaman Pangan menyampaikan bahwa realisasi LTT Sumatera Utara hingga akhir Oktober telah mencapai 87,4 persen atau 72.432 hektare dari target nasional 82 ribu hektare. “Capaian ini meningkat setelah dilakukan sinkronisasi data yang sempat tertunda pelaporannya,” ungkapnya.
Target LTT bulan November ditetapkan sebesar 85.694 hektare, yang terdiri atas program reguler, OPLAH, dan padi gogo. Dengan adanya penurunan harga pupuk sekitar 20 persen, petani diharapkan dapat menikmati peningkatan pendapatan hingga Rp700 ribu per hektare.
Dalam forum tersebut, Mugiono juga merinci perkembangan tiap kabupaten/kota. Dari total target provinsi sebesar 82.261 hektare, realisasi hingga 3 November baru mencapai sekitar 3.993 hektare. Sejumlah daerah masih menghadapi kendala cuaca dan perbaikan irigasi, sementara sebagian lainnya mengalami keterlambatan pelaporan harian.
Perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) turut memaparkan bahwa beberapa proyek perbaikan irigasi masih terkendala pembebasan lahan, seperti di Daerah Irigasi Wangku, dan mendorong daerah untuk mengusulkan perbaikan melalui sistem SiPuri.
“Sumatera Utara siap mendukung percepatan tanam nasional. Dengan sinergi yang kuat, kita optimis target LTT November dapat tercapai,” tutup Mugiono.